Pada tahun 2023, pertumbuhan PDRB Kabupaten Morowali mencapai 20,34% dengan kontribusi industri pengolahan mencapai 72,72%. Nilai PDRB per kapita Kabupaten Morowali pada tahun yang sama mencapai Rp927,23 juta, yang menjadi nilai tertinggi di Indonesia karena didorong oleh faktor ekspor komoditas. Hal ini menunjukkan potensi luar biasa dari industri pengolahan di daerah Morowali.
Penting untuk mencatat bahwa pembangunan smelter HPAL dengan energi terbarukan juga telah menarik investasi baik dari dalam maupun luar negeri. Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa hingga Juni 2024, total investasi untuk hilirisasi nikel terutama yang terkait dengan pembangunan smelter dan pabrik baterai kendaraan listrik, telah mencapai US$30 miliar, menunjukkan minat besar dalam pengembangan industri ini.
Selain itu, dalam lima tahun terakhir, kapasitas baterai lithium-ion yang digunakan secara global telah mencapai lebih dari 2.000 GWh untuk mendukung kendaraan listrik dan proyek energy storage. Potensi Indonesia menjadi pemain kunci dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV) dapat dilihat dari kekayaan sumber daya mineralnya, terutama nikel.
Airlangga Hartarto juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi baterai EV sebesar 210 GWh per tahun, yang menarik minat negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, dan Australia. Kolaborasi dengan negara-negara ini dapat memperkuat ekosistem EV, baik dalam hal lithium, nikel, maupun pengembangan teknologi baterai lainnya seperti yang berbasis sodium atau garam.