"Ini bukan sekadar melihat hilal, tetapi pembuktian ilmiah. Kita ingin memastikan bahwa hitungan hisab yang dilakukan benar-benar sesuai dengan realitas," ujar Abu Rokhmad dalam rapat koordinasi pada Kamis (27/3/2025).
Kenapa Rukyatul Hilal Tetap Dilakukan?
Beberapa orang mungkin bertanya, mengapa rukyatul hilal masih dilakukan jika hasil hisab sudah ada?
Menurut Abu Rokhmad, hisab dan rukyat saling melengkapi. Hisab memberikan perkiraan berdasarkan perhitungan matematis, sedangkan rukyatul hilal menjadi bukti empiris yang mengonfirmasi hasil perhitungan tersebut.
"Pergerakan benda langit itu dinamis. Oleh karena itu, rukyatul hilal tetap dilakukan sebagai pembuktian dan bagian dari syiar Islam," jelasnya.
Pemantauan Hilal di 33 Titik Seluruh Indonesia
Untuk sidang isbat tahun ini, pemantauan hilal dilakukan di 33 lokasi di berbagai provinsi di Indonesia. Namun, Bali tidak mengadakan pemantauan karena bertepatan dengan perayaan Hari Raya Nyepi.
Menurut data astronomi, ijtimak atau konjungsi bulan terjadi pada 29 Maret 2025 pukul 17.57.58 WIB. Dari perhitungan ini, pengamatan akan dilakukan setelah matahari terbenam untuk menentukan apakah hilal sudah dapat dilihat atau belum.
Apakah Idul Fitri 2025 Berbeda Antara Pemerintah dan Muhammadiyah?
Salah satu pertanyaan yang sering muncul setiap tahun adalah apakah Idul Fitri pemerintah dan Muhammadiyah jatuh pada tanggal yang sama?
Muhammadiyah biasanya mengandalkan metode hisab wujudul hilal, yang tidak bergantung pada hasil pengamatan visual. Sementara itu, pemerintah menggunakan kombinasi hisab dan rukyat, sehingga ada kemungkinan hasilnya berbeda tergantung pada kondisi visibilitas hilal di Indonesia.