BPBD Lumajang mengimbau warga tidak mendekati radius 5 kilometer dari kawah, terutama sungai yang berhulu di kawah. Ancaman banjir lahar dingin semakin nyata jika hujan turun bersamaan dengan aktivitas gunung yang meningkat ini.
Ahli vulkanologi Universitas Brawijaya, Dr. Rina Kusuma, menekankan: “Gempa-gempa guguran adalah alarm. Semakin sering dan kuat, semakin besar kemungkinan erupsi eksplosif. Warga di lereng gunung harus waspada 24 jam.”
Sejumlah warga di kaki Semeru melaporkan getaran rumah yang terasa setiap kali gempa guguran terjadi. Abu yang tebal menutupi atap dan jalanan, memaksa anak-anak dan lansia tetap di rumah. Misbah, warga Desa Sumberwuluh, menceritakan, “Suara letusannya keras, seperti bom. Kami takut kalau lava tiba-tiba turun ke desa.”
Pihak BMKG dan satelit juga mencatat peningkatan suhu kawah utama, indikasi magma yang bergerak aktif. Jika curah hujan tinggi, risiko banjir lahar dingin meningkat drastis, membuat jalur evakuasi harus selalu siap.