“Dengan izin dan restu dari orang tua, mereka akan tinggal di asrama untuk mendapatkan pendidikan. Dan Insya Allah, anak-anak ini nanti akan mengangkat derajat orang tuanya,” tambahnya.
Para siswa Sekolah Rakyat mendapatkan pembelajaran formal pada siang hari, sedangkan malam hari diisi dengan pendidikan karakter. Kurikulumnya tidak hanya memuat mata pelajaran umum, tetapi juga menekankan nilai-nilai agama, kepemimpinan, serta keterampilan hidup yang bermanfaat untuk masa depan mereka.
Kementerian Sosial sebagai pelaksana teknis mencatat bahwa tahun ini sudah direncanakan sebanyak 165 sekolah rintisan, dengan seratus di antaranya mulai beroperasi sejak Juli hingga Agustus. Pembangunan tahap pertama tersebar di berbagai daerah: 22 sekolah di Sumatera, 48 di Jawa, empat di Bali dan Nusa Tenggara, empat di Kalimantan, 15 di Sulawesi, empat di Maluku, dan tiga di Papua.