Tampang.com | Ketika negara gencar mendorong investasi melalui proyek-proyek besar, konflik agraria justru makin meningkat. Di berbagai daerah, rakyat kecil terusir dari lahan yang telah mereka tempati selama puluhan tahun hanya karena kalah secara administratif melawan korporasi.
Tanah Leluhur Berganti Alat Berat
Di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, puluhan warga adat dipaksa angkat kaki dari tanah yang telah dihuni secara turun-temurun. Mereka tidak memiliki sertifikat resmi, tapi telah tinggal di sana jauh sebelum izin perusahaan dikeluarkan.
“Kalau tanah warisan leluhur kami saja bisa diambil begitu saja, di mana lagi rakyat bisa berpijak?” ujar Andu, tokoh masyarakat adat setempat.