Pria tersebut juga mengungkapkan bahwa ia meminjam uang hingga kepada pihak lain, termasuk menghabiskan tabungan ayahnya, semata-mata untuk memenuhi keinginan istri dan anak-anak mereka. Ia mengaku bahwa tindakannya ini bukan semata-mata untuk mengikuti keinginan istri, tetapi juga karena kasih sayangnya terhadap anak-anak. Ia tidak ingin anak-anaknya menderita dan merasa terjebak dalam situasi ini.
Namun, permasalahan ini bukan hanya tentang keuangan semata. Ia merasa tertekan dengan sikap egosentris istri setelah menjadi seorang pejabat diplomatik. Sebelumnya, istri tersebut terlihat lebih baik, namun setelah mendapatkan posisi tersebut, sikapnya menjadi sulit untuk dihadapi.
Kondisi finansial yang terus memburuk membuat pria tersebut semakin terjebak dan terhimpit dalam masalah ini. Ia merasa bingung untuk menemukan solusi atas kesulitan yang dihadapinya dan bergantung pada tabungan yang semakin menipis. Bahkan, rekan dan keluarganya pun terkecewa pada sikapnya.