Potensi bahaya polusi udara telah menjadi hal yang sangat meresahkan di seluruh dunia, dan Jakarta tidak terkecuali. Dalam indeks kualitas udara (AQI), Jakarta telah meraih angka 184, yang menempatkannya dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Hal ini menjadi ancaman serius bagi manusia, hewan, dan bahkan tumbuhan yang menghuni ibukota Indonesia ini. Fenomena ini tak hanya menjadi sorotan di skala nasional, tapi juga mendapat perhatian global karena menempatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk nomor satu di dunia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Jakarta memang sedang mengalami krisis besar akibat masalah polusi udara yang semakin memburuk. Dampaknya tak hanya dirasakan oleh penduduk lokal, namun juga menarik perhatian masyarakat internasional. Kehawatiran akan tingkat polusi udara yang meresap hingga ke Taiwan, Korea, dan bahkan Australia menjadi isu yang tak mudah diabaikan. Kualitas udara yang buruk telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan Kota Jakarta dan sekitarnya.
Penyebab utama dari peningkatan polusi udara yang memprihatinkan tersebut pun menjadi sorotan utama dalam berbagai diskusi dan analisis. Penyumbang terbesar dalam hal ini adalah kendaraan bermotor yang jumlahnya terus bertambah setiap tahun. Selain itu, pabrik-pabrik yang menjulang di seantero wilayah Jakarta juga ikut ambil bagian dalam meracuni udara, tak lupa juga konstruksi bangunan yang sedang gencar-gencarnya serta padatnya aktivitas industri. Selain itu, kondisi cuaca yang tidak menentu juga turut berkontribusi terhadap kualitas udara yang semakin merosot.