Tampang.com | Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal kembali menghantui sektor industri Indonesia. Dalam tiga bulan terakhir, ribuan pekerja dari sektor tekstil, manufaktur elektronik, hingga logistik terpaksa kehilangan pekerjaan. Banyak pabrik mengurangi kapasitas produksi, bahkan ada yang tutup permanen. Fenomena ini menjadi sinyal bahaya yang tak bisa diabaikan, apalagi di tengah kondisi ekonomi global yang belum pulih sepenuhnya.
Ribuan Karyawan Dirumahkan, Pabrik Gulung Tikar
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mencatat bahwa lebih dari 30 pabrik tekstil melakukan efisiensi besar-besaran sejak awal 2025. Tak sedikit yang merumahkan sebagian besar karyawannya karena order ekspor anjlok dan beban biaya operasional meningkat.
“Permintaan menurun, sementara harga bahan baku naik. Banyak pengusaha tak sanggup bertahan,” ungkap Ade Sudrajat, Ketua Umum API.
Dampak Domino ke Ekonomi Lokal
Gelombang PHK ini tidak hanya berdampak pada para pekerja, tapi juga memukul ekonomi lokal. Warung, kos-kosan, hingga transportasi di sekitar kawasan industri ikut terpuruk karena hilangnya penghasilan ribuan buruh.