Tampang

Pengaruh Media Singapura Terhadap Kebijakan Baru Pariwisata Indonesia

28 Jun 2024 18:37 wib. 57
0 0
Pengaruh Media Singapura Terhadap Kebijakan Baru Pariwisata Indonesia
Sumber foto: Unsplash

Pernyataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga disoroti, yang menyatakan bahwa proses birokrasi yang rumit dalam penyelenggaraan acara, khususnya untuk konser, menjadi penyebab Indonesia kehilangan kesempatan menjadi tuan rumah bagi banyak pertunjukan internasional. Ia bahkan mengutip contoh bintang pop Taylor Swift yang menggelar konsernya di Singapura. Padahal, sebanyak 11,7 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia, tahun lalu menghasilkan peningkatan pengeluaran per orang sebesar 40 hingga 50%.

Lebih lanjut, dilaporkan bahwa Presiden Jokowi menekankan pentingnya menyederhanakan proses perizinan dan birokrasi dalam penyelenggaraan acara internasional. Perlu diingat bahwa upaya untuk menarik acara-acara internasional memiliki kontribusi besar dalam peningkatan perekonomian Indonesia.

Dalam konteks pertumbuhan ekonomi, laporan Bank Dunia bulan ini juga menyoroti prospek perekonomian RI yang diharapkan tumbuh dengan kecepatan stabil di tahun-tahun mendatang. Diperkirakan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan mencapai rata-rata 5,1% per tahun dari tahun 2024 hingga 2026, meskipun ada ketidakpastian geopolitik dan volatilitas harga pangan dan energi. Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam menyederhanakan proses perizinan dan birokrasi untuk acara-acara internasional diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara.

Sebagai catatan tambahan, sebelumnya, The Strait Times yang dikutip oleh NY Post, melaporkan bahwa Thailand dan Filipina sempat mengecam Singapura atas dugaan kesepakatan eksklusivitas yang menghambat bintang pop Taylor Swift membawa "Eras Tour" ke negara-negara lain di Asia Tenggara. Meski konser tersebut meningkatkan perekonomian Singapura, dugaan kesepakatan tersebut dilakukan dengan "mengorbankan negara-negara tetangga, yang tidak dapat menarik penonton konser asing dan penggemarnya harus pergi ke Singapura". Hal ini menunjukkan kompleksitas dalam industri hiburan dan peran pentingnya perizinan dan birokrasi dalam menarik acara-acara internasional.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

macet
0 Suka, 0 Komentar, 30 Jun 2017
Mengapa Rambut Kita Beruban?
0 Suka, 0 Komentar, 20 Agu 2017

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%