Kebijakan tarif cukai yang terus naik sebenarnya dirancang untuk mencapai dua tujuan utama:
-
Mengendalikan konsumsi produk tembakau, sejalan dengan kampanye kesehatan nasional.
-
Meningkatkan penerimaan negara untuk mendanai program pembangunan.
Namun realitasnya, peningkatan tarif tanpa penyesuaian strategi industri dan pengawasan justru dapat menurunkan efektivitas kebijakan tersebut. Tidak hanya berdampak pada penerimaan negara, penurunan produksi juga berpengaruh terhadap nasib para petani tembakau, pekerja pabrik rokok, dan ekosistem distribusi produk tembakau di Indonesia.
Apa Solusi Ke Depannya?
Jika tren penurunan produksi dan peningkatan rokok ilegal terus berlanjut, maka ke depan pemerintah perlu meninjau ulang strategi penetapan tarif cukai agar tetap efektif dan berkelanjutan. Di sisi lain, pengawasan terhadap peredaran rokok ilegal juga harus diperkuat, termasuk memperkuat kerja sama lintas sektor antara Bea Cukai, aparat hukum, dan pelaku industri.
Kebijakan cukai bukan hanya soal angka di APBN, tetapi juga mencerminkan keseimbangan antara kesehatan publik, keberlangsungan industri, dan stabilitas penerimaan negara. Oleh karena itu, keputusan yang diambil harus berbasis data, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan perilaku masyarakat serta dinamika industri rokok.