Gubernur menargetkan sedikitnya 50 pemuda Sulteng dapat diberangkatkan setiap tahun. Dengan begitu, dalam lima tahun mendatang akan ada sekitar 250 lulusan luar negeri yang diharapkan menjadi aset intelektual sekaligus motor penggerak pembangunan daerah. “Harapannya mereka pulang bukan hanya membawa ijazah, tetapi juga pengalaman, ilmu, dan etos kerja yang bisa memperkuat Sulteng di berbagai sektor,” ujarnya.
Selain kesepakatan pendidikan, Anwar Hafid dalam kesempatan yang sama juga menerima 11 sertifikat aset Pemprov Sulteng dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). Salah satunya adalah lahan Sekolah Rakyat seluas delapan hektare yang akan dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan pendidikan di daerah.