Nasaruddin menjelaskan, keputusan tersebut didasarkan dari hasil pantauan hilal yang dilakukan di 114 titik di seluruh wilayah Indonesia. Proses pemantauan ini kemudian dilanjutkan dengan rapat Sidang Isbat yang berlangsung secara tertutup untuk umum, di mana berbagai data dan laporan dikaji secara seksama.
Berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat. Meskipun ada tantangan dalam pengamatan di beberapa lokasi, hasil keseluruhan dari 114 titik menjadi dasar penetapan.
Yang menggembirakan, keputusan pemerintah ini sama dengan ormas Islam Muhammadiyah. Sebelumnya, Muhammadiyah telah memastikan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah 1446 H juga akan jatuh pada 28 Mei 2025, sehingga Hari Raya Idul Adha mereka pun akan jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Muhammadiyah sendiri menggunakan metode perhitungan hisab hakiki wujudul hilal yang menjadi dasar penetapan pergantian bulan hijriah mereka. Keseragaman ini diharapkan dapat meningkatkan kebersamaan umat dalam merayakan hari besar Islam.
