"Harapannya, siswa dari berbagai latar belakang ekonomi dapat saling belajar dan berinteraksi," jelas Stella. "Kita ingin memastikan bahwa siswa dari semua kelas ekonomi dapat bersekolah bersama dan saling menyemangati."
Sekolah Garuda Baru akan menerapkan kombinasi kurikulum International Baccalaureate (IB) dan kurikulum nasional. Kurikulum IB akan dikhususkan untuk kelas 11 dan 12, yang bertujuan mempersiapkan siswa untuk masuk ke perguruan tinggi terbaik di dunia, sedangkan kurikulum nasional akan diterapkan di kelas 10. "Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, siswa yang mengikuti kurikulum IB memiliki peluang 30% lebih besar untuk diterima di universitas ternama," tambah Stella. Namun, ia juga memastikan bahwa dalam kurikulum IB terdapat aspek aktivitas dan layanan yang mendorong siswa untuk terlibat dalam muatan lokal.
Selama menempuh pendidikan di Sekolah Garuda Baru, siswa berprestasi diwajibkan tinggal di asrama yang telah disediakan. Di asrama, siswa akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang mendorong mereka untuk mengembangkan potensi lokal. Stella memberikan contoh konkret, "Di Soe, NTT, misalnya, ada banyak alpukat yang terabaikan. Kami ingin siswa berpikir kreatif tentang bagaimana memanfaatkan potensi tersebut, apakah menjualnya, atau mendistribusikannya ke kota-kota lain."
Bagi calon siswa yang berminat untuk bergabung dengan Sekolah Garuda Baru, mereka diharuskan mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh pemerintah pusat. Formulir ini mencakup pencatatan nilai akademik mereka. Setelah itu, siswa dapat memilih asrama yang ingin ditempati, dan pemerintah pusat akan melakukan penilaian serta mempertimbangkan keberagaman representasi wilayah dalam penempatan siswa.