“Saya terkesan dengan keberagaman artefak yang telah dikumpulkan, mulai dari keris, pedang, tombak, golok, hingga beragam koleksi lainnya yang ditampilkan dengan rapi hingga ke lantai tiga museum ini. Saya juga sangat mengapresiasi inisiatif luar biasa dari Pak Gun Gun yang telah menjadikan rumahnya sebagai museum mini,” katanya dengan penuh penghormatan.
Walaupun demikian, Fadli juga menyoroti pentingnya membingkai setiap koleksi tersebut dengan narasi dan konteks yang kuat. Ia mengingatkan bahwa artefak-artefak tersebut seharusnya tidak hanya dianggap sebagai barang pajangan semata, melainkan sebagai sumber edukasi dan literasi budaya yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
"Hal yang terpenting adalah bagaimana koleksi ini ditransformasikan melalui tulisan dan narasi. Dengan cara tersebut, artefak ini bisa dijadikan sebagai materi edukatif yang dapat dikembangkan menjadi bahan studi, bahkan menjadi landasan untuk hilirisasi kekayaan intelektual. Storytelling dapat menjadikan koleksi artefak lebih dinamis dan memberikan manfaat bagi banyak orang," tambahnya menekankan pentingnya aspek pendidikan dalam pelestarian budaya.