3. Faktor Sosial dan Politik
Di beberapa negara, terutama di Eropa dan Amerika Utara, penggunaan cadar menjadi isu politik dan sosial yang kontroversial. Beberapa negara telah memberlakukan larangan terhadap penggunaan cadar di ruang publik dengan alasan keamanan atau integrasi sosial. Hal ini menyebabkan ketegangan antara kelompok yang mendukung kebebasan beragama dan mereka yang merasa bahwa cadar menghambat integrasi dan komunikasi. Konflik ini sering kali memperburuk persepsi negatif terhadap pengguna cadar, karena dianggap sebagai simbol ketidaksetaraan atau penolakan terhadap norma-norma sosial setempat.
4. Persepsi terhadap Identitas dan Integrasi
Di masyarakat multikultural, ada ketegangan antara identitas budaya individu dan kebutuhan untuk berintegrasi dengan norma-norma sosial yang lebih luas. Penggunaan cadar dapat dianggap sebagai bentuk identitas yang menonjolkan perbedaan, dan ini bisa menimbulkan rasa asing di kalangan orang-orang yang tidak familiar dengan praktik tersebut. Ketika seseorang terlihat berbeda dari norma budaya mayoritas, ada kemungkinan timbul ketidaknyamanan atau bahkan penilaian negatif dari masyarakat sekitarnya.
5. Pengaruh Diskriminasi dan Prejudis
Diskriminasi dan prejudis sering kali mempengaruhi persepsi terhadap pengguna cadar. Beberapa orang mungkin memiliki pandangan negatif terhadap pengguna cadar karena prejudis rasial atau agama. Diskriminasi ini bisa berasal dari pengalaman pribadi, pendidikan, atau lingkungan sosial yang telah membentuk pandangan mereka terhadap kelompok tertentu. Ketika seseorang memiliki prejudis terhadap kelompok tertentu, mereka cenderung melihat praktik atau simbol yang terkait dengan kelompok tersebut secara negatif.