Tampang

Menafsir Diplomasi Budaya Presiden Macron di Indonesia

1 Jun 2025 10:24 wib. 39
0 0
Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Presiden Perancis Emmanuel Macron berdiri di atas mobil Maung Tangguh saat memeriksa pasukan di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2025).
Sumber foto: Kompas.com

Diplomasi budaya adalah praktik menggunakan unsur budaya—bahasa, seni, kuliner, pendidikan, hingga warisan sejarah—sebagai alat memperkuat hubungan bilateral. Dalam konteks Indonesia-Perancis, kerja sama ini telah dilembagakan dalam bentuk Perjanjian Kebudayaan yang ditandatangani oleh Menteri Kebudayaan kedua negara. Perjanjian ini mencakup pertukaran pelajar, kerja sama museum, pelatihan bahasa, serta promosi warisan budaya takbenda. Indonesia pun aktif mengarusutamakan diplomasi budaya ke Perancis. Pameran seni Indonesia di Musée du Quai Branly, pertunjukan gamelan dan tari Bali di berbagai kota Perancis, serta kehadiran Centre Culturel Indonésien di Paris menjadi bentuk nyata dari upaya memperkenalkan identitas budaya nasional ke ranah internasional. Bahkan, pengajaran bahasa Indonesia di beberapa universitas di Perancis menunjukkan adanya ketertarikan timbal balik yang strategis.

Kunjungan Macron ke Akademi Militer dan interaksi langsung dengan perwira TNI yang mempelajari bahasa Perancis juga mencerminkan dimensi baru dalam hubungan dua negara: cross-cultural capacity building. Ini bukan semata hubungan elite, tetapi upaya memperkuat people-to-people contact yang menjadi dasar kokoh hubungan bilateral yang berkelanjutan.

Sementara itu, dalam konteks domestik, kunjungan Macron menjadi relevan karena beriringan dengan pembentukan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia oleh Presiden Prabowo. Kementerian baru ini menjadi wujud komitmen pemerintah untuk menempatkan kebudayaan sebagai elemen strategis dalam pembangunan dan diplomasi. Merujuk pernyataan Dr. Hikmahanto Juwana, pakar hubungan internasional dari Universitas Indonesia, “Diplomasi budaya adalah fondasi dari diplomasi yang berkelanjutan. Ketika negara-negara membangun hubungan di atas kesamaan nilai budaya dan penghargaan terhadap warisan, maka stabilitas hubungan akan lebih kuat.” Dengan adanya kementerian khusus, Indonesia kini memiliki instrumen institusional yang lebih kuat untuk membangun pertukaran kebudayaan, mendukung pelestarian budaya, dan menjadikan kebudayaan sebagai jembatan antarbangsa. Oleh karena itu, Kementerian Kebudayaan sebagai instrumen institusional di bidang kebudayaan diharapkan mampu merumuskan kebijakan budaya nasional secara utuh, serta memperkuat diplomasi budaya dalam kerangka hubungan luar negeri. Negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan Perancis telah membuktikan bahwa investasi serius dalam diplomasi budaya dapat memperluas pengaruh internasional dan meningkatkan reputasi global mereka secara signifikan.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?