Letusan Tambora 1815 merupakan salah satu peristiwa vulkanik paling dahsyat dalam sejarah. Terletak di Pulau Sumbawa, Indonesia, Gunung Tambora meletus pada bulan April hingga Juli 1815 dengan kekuatan yang sangat mengerikan. Letusan ini mengakibatkan perubahan drastis dalam iklim dunia dan menjadi salah satu tolak ukur dalam sejarah iklim global.
Sebelum membahas dampak dari letusan Tambora, penting untuk memahami bagaimana peristiwa ini terjadi. Aktivitas vulkanik yang dimulai dengan gempa bumi dan diikuti oleh letusan yang hebat menghasilkan awan abu dan gas yang meluap ke atmosfer. Secara langsung, letusan ini mengeluarkan sejumlah besar partikel vulkanik yang menyebar ke seluruh dunia. Hal ini menyebabkan efek pendinginan global yang bertahan selama beberapa tahun lamanya.
Letusan gunung ini menandai tahun 1816 sebagai "tahun tanpa musim panas", yang memicu kerusuhan iklim di berbagai belahan dunia. Di Eropa dan Amerika Utara, suhu rata-rata turun drastis, mengakibatkan gagal panen yang masif. Cuaca dingin dan hujan lebat membuat pertanian hancur, menyebabkan kelaparan dan kesengsaraan di sejumlah daerah. Di Prancis, kerusuhan sosial mulai muncul akibat penurunan hasil panen, sementara di Amerika, ribuan petani kehilangan mata pencaharian mereka.