Tampang.com | Pemerintah mulai mengimplementasikan program konversi kompor LPG ke kompor induksi secara bertahap di beberapa wilayah. Tujuannya adalah mengurangi ketergantungan terhadap gas impor dan memperluas penggunaan energi bersih berbasis listrik. Meski terlihat menjanjikan dari sisi efisiensi dan subsidi energi, realitanya di lapangan tidak semudah itu.
Mengapa Kompor Induksi?
Kompor induksi dinilai lebih efisien secara energi, tidak menghasilkan emisi langsung, serta lebih aman dibandingkan kompor gas. Menurut Kementerian ESDM, satu unit kompor induksi 1000 watt bisa menggantikan kebutuhan memasak harian rumah tangga kelas menengah tanpa risiko kebocoran gas.
“Dengan kompor induksi, tidak ada pembakaran terbuka, jadi risiko kebakaran lebih rendah,” kata Dadan Kusdiana, Dirjen EBTKE.
Tapi Banyak Warga Belum Siap
Sayangnya, tidak semua masyarakat langsung menerima program ini dengan tangan terbuka. Di beberapa kota percontohan seperti Solo, Padang, dan Banjarmasin, warga mengeluhkan soal kenaikan tagihan listrik, ketidaktahuan cara pakai, hingga keterbatasan alat masak kompatibel.