Namun demikian, pertemuan tersebut melibatkan Zainul Maarif, yang menjabat sebagai Manager Penelitian Domestik di RAHIM. Dalam pernyataan resmi, RAHIM menegaskan bahwa Zainul Maarif bertemu dengan Presiden Israel atas nama pribadi dan bukan sebagai perwakilan dari RAHIM.
Kontroversi ini menciptakan pergolakan di kalangan masyarakat NU dan menyebabkan perdebatan yang intens. Sejumlah pihak menyuarakan keprihatinan terhadap kepentingan dan arah organisasi yang terkait dengan NU.
NU telah lama dikenal sebagai organisasi yang memiliki peran penting dalam kegiatan keagamaan dan sosial di Indonesia. Sebagai ormas Islam terbesar di tanah air, NU memiliki sejarah panjang dan pengikut yang sangat luas di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, kontroversi terkait pertemuan dengan Presiden Israel dan ketidakmampuan mengakses situs RAHIM menimbulkan dampak yang signifikan bagi citra dan reputasi NU.
Selain itu, pemerhati dan pengamat NU juga turut mendesak agar pihak terkait memberikan klarifikasi yang jelas terkait pertemuan tersebut. Seiring dengan itu, muncul pertanyaan mengenai keterlibatan RAHIM dalam kegiatan politik dan diplomasi yang kontroversial. Hal ini menimbulkan keprihatinan serius terkait independensi dan orientasi organisasi tersebut.