Tampang

Komisi IV DPR RI Mufti Anam Kritik Pedas Direksi PT KAI

11 Jul 2024 16:46 wib. 332
0 0
Komisi IV DPR RI Mufti Anam Kritik Pedas Direksi PT KAI
Sumber foto: google

Dalam rapat bersama dengan PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI), Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam menyemprot jajaran direksi yang hadir lantaran Direktur Utama (Dirut) PT KAI, Didiek Hartantyo tidak hadir dalam rapat tersebut. Untuk di ketahui, ada pun agenda rapat yang di gelar hari ini Selasa (9/7/2024) membahas mengenai penyertaan modal negara (PMN).

Awalnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR selaku pimpinan rapat, Mohamad Hekal mengatakan KAI mengajukan PMN tahun anggaran 2025 sebesar Rp1,8 triliun.“Ada usulan PMN 2025 yaitu untuk PT KAI sebesar Rp1,8 triliun. Hari ini juta mendengar dan melanjutkan pendalaman yang sudah dilakukan diskusi sebelumnya,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan BUMN Infrastruktur, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (9/7/2024).

Kemudian, pimpinan rapat memberikan kesepatan jajaran direksi KAI untuk menberikan penjelasan lebih dalam terkait dengan PMN. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya pun memperkenalkan direksi yang hadir. Saat Salusra sedang memperkenalkan jajarannya, anggota Komisi VI DPR Farksi PDI Perjuangan Mufti Anam mengintrupsi. Dia mempertanyakan di mana Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.“Intrupsi pimpinan, bapak tidak jelaskan Dirut bapak di mana? Ini rapat penting loh pak,” tanya Mufti.

Salusra pun menjelaskan bahwa Dirut KAI Didiek Hartantyo berhalangan hadir lantaran ada rapat dengan Siemens, operator teknis LRT Jabodebek untuk persinyalan dan telekomunikasi.“Rapat ini sudah diagendakan dari minggu lalu, dan sudah berusaha untuk direvisi namun satu dan lain hal tidak bisa diubah pak,” ucap Salusra.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Asyiknya Jadi Perencana Liburan
0 Suka, 0 Komentar, 28 Jun 2018

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.