Tampang.com | Kebijakan memasukkan siswa bermasalah ke barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali menjadi perbincangan hangat dan menuai kritik dari berbagai kalangan. banyak pihak menilai langkah tersebut kurang tepat dan berisiko menimbulkan masalah baru dalam jangka panjang. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyebut program ini tidak memiliki perencanaan yang matang serta tidak berbasis data dan pengalaman yang cukup.
Sekretaris Jenderal FSGI, Fahriza Marta Tanjung, mencontohkan SMA Taruna Nusantara di Magelang yang walau berbasis militer, kurikulumnya jelas dan proses pembelajarannya didominasi guru berkualitas. “Penggemblengan fisik memang dilakukan militer, tapi guru jauh lebih berperan dalam pendidikan,” ujarnya.