"Manfaatkan jalur laut untuk penyaluran bantuan dan evakuasi karena lewat jalur udara masih sulit. Termasuk seperti yang dilakukan oleh Kapal Pelni saat membantu evakuasi wisatawan dari Labuan Bajo," tambahnya.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terjadi setelah gunung tersebut mengalami peningkatan aktivitas vulkanik mulai dari Rabu (23/10) hingga Minggu (3/11). Hingga saat ini, erupsi masih terus terjadi dengan tinggi kolom erupsi mencapai 2.000 meter di atas kawah. Dampak dari erupsi tersebut menyebabkan 9 orang tewas dan beberapa warga mengalami luka-luka.
Puan mendorong Pemerintah untuk menyiapkan posko bantuan yang lengkap bagi para warga terdampak. Mengingat sebagian warga yang mengungsi juga memiliki hewan ternak seperti sapi yang masih berada di rumahnya, Puan menegaskan pentingnya memastikan kebutuhan masyarakat yang mengungsi terakomodasi dengan baik.
"Pemerintah harus bisa memfasilitasi agar hak-hak warga terdampak erupsi dapat dipenuhi dengan baik. Secara khusus adalah hak keamanan dan kesehatan warga," paparnya.
Erupsi gunung juga bisa menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan atau ISPA bagi para pengungsi akibat terdampak abu vulkanik dan kekurangan masker. Oleh karena itu, Puan meminta pemerintah untuk segera mengirimkan bantuan melalui pesawat atau kapal TNI mengingat banyaknya pembatalan penerbangan komersial.
"Pemerintah harus mendata dengan detail apa saja yang kurang dan diperlukan oleh pengungsi agar bisa segera dipenuhi mengingat akses masuk ke NTT lewat penerbangan masih terkendala," tegas Puan.
Saat ini, jumlah pengungsi akibat bencana erupsi mencapai 11.553 orang yang tersebar di delapan titik pengungsian. Puan menekankan pentingnya perhatian terhadap kebutuhan masyarakat yang mengungsi dalam berbagai aspek, termasuk fasilitas kesehatan yang wajib ada di setiap posko pengungsian serta penanganan dari sisi psikologis warga dengan menyediakan fasilitator trauma healing.