"Meskipun program ini mungkin akan berdampak pada perubahan pola konsumsi, namun tidak akan menambah jumlah konsumsi beras. Sebab, sebelumnya siswa mungkin mengonsumsi di rumah, namun dengan program makan siang gratis, konsumsi mereka dialihkan ke sekolah," jelas Bayu.
Salah satu tantangan utama adalah bagaimana pemerintah dapat mengatur bahan pangan yang akan dipakai untuk mensuplai program makan siang gratis. Beberapa contoh dari negara lain yang juga telah menerapkan program serupa adalah India.
"Sebagai contoh di India, program makan siang gratis dilakukan oleh masyarakat atau komunitas. Ada pula negara lain yang pendekatannya dilakukan oleh pemerintah setempat namun bersifat regional," papar Bayu.
Terkait dengan hal ini, Bulog berharap agar pemerintah dapat memberikan kebijakan yang tepat untuk menghadapi tantangan dan memastikan keberlangsungan program makan siang gratis ini. Menyusul banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, seperti kecukupan pasokan beras, kualitas beras yang akan disalurkan, hingga keberlangsungan program ini secara keseluruhan. Selain itu, Bulog juga siap untuk mendukung pemerintah dalam menjalankan rencana program makan siang gratis ini.