Menurut Dr. Agus Santoso, pakar kebijakan lingkungan dari Universitas Indonesia, kebijakan pengawasan yang lemah dan kurangnya penegakan hukum membuat industri merasa aman untuk terus merusak lingkungan.
Industri Ramah Lingkungan Belum Menjadi Prioritas
Hanya sebagian kecil perusahaan yang mulai berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan. Sebagian besar industri masih mengutamakan keuntungan jangka pendek ketimbang keberlanjutan. Bahkan sektor-sektor besar seperti tekstil, energi, dan manufaktur masih mendominasi kontribusi polusi.
"Industri sering kali lebih memilih beroperasi dengan cara yang lebih murah meskipun merusak lingkungan," tambah Anita, pengelola organisasi non-pemerintah di bidang lingkungan.
Solusi: Penguatan Penegakan Hukum dan Insentif untuk Industri Hijau
Beberapa pakar lingkungan mendorong agar pemerintah lebih keras dalam menegakkan aturan lingkungan dan memberikan insentif bagi perusahaan yang menerapkan prinsip ramah lingkungan. Program seperti ini sudah banyak diterapkan di negara-negara maju dan terbukti dapat mengurangi polusi secara signifikan.