Dalam konteks politik di Solo, terdapat sebuah protagonis yang tengah menarik perhatian. Sejak dini, Sekar Tandjung telah membangun jejak politiknya, terutama dalam Partai Golkar. Namun, langkah mengejutkan kemudian dilakukannya dengan mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Solo melalui DPC Partai Gerindra Solo. Hal ini menjadi bukti bahwa Sekar Tandjung tak hanya memiliki keberanian untuk berperan aktif dalam politik, namun juga keinginan kuat untuk mewujudkan tujuannya.
Ketika Sekar Tandjung dan sejumlah jajaran pengurus DPD Partai Golkar datang ke kantor DPC Partai Gerindra Solo, ini menjadi momen yang menarik. Kedatangan mereka tidak hanya sebatas formalitas, namun mencerminkan aliansi politik yang tengah tumbuh di wilayah politik Solo. Pertemuan antara kedua belah pihak tersebut mencerminkan semangat untuk saling berkolaborasi dan membangun hubungan yang kuat di tengah dinamika politik yang semakin kompleks.
Menurut Sekar Tandjung, keputusan untuk mendaftar sebagai bakal calon wali kota melalui Partai Gerindra tidak diambil secara sembrono. Ia menjelaskan bahwa keputusan tersebut muncul karena mengerucutnya keputusan dari Partai Golkar yang menetapkan dirinya sebagai satu-satunya nama yang akan diusung. Hal ini membuatnya beralih ke Partai Gerindra karena dianggap sebagai langkah strategis untuk menjaga eksistensinya dalam arena politik Solo. Langkah ini juga sekaligus menjadi bentuk adaptasi terhadap dinamika politik lokal yang semakin berkembang.
Sikap Sekar Tandjung dalam mengambil langkah politiknya patut diapresiasi. Keberaniannya untuk berpindah aliansi politik menunjukkan bahwa ia memiliki visi yang kuat dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat Solo. Tidak hanya itu, langkah ini juga menjadi cerminan dari semangat untuk terus berkembang, beradaptasi, dan tetap relevan di dalam dinamika politik yang terus berubah.
