Menyusul pernyataan tersebut, Jokowi menegaskan bahwa Organisasi Pangan Dunia (FAO) telah memberikan peringatan mengenai kemungkinan terjadinya kelaparan global akibat kondisi panas ekstrem yang semakin meluas. "FAO menunjukkan bahwa jika hal ini tidak ditangani dengan serius, hingga tahun 2050, dunia berpotensi mengalami kelaparan yang sangat serius," ungkap Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden menjelaskan bahwa dampak dari perubahan iklim juga akan mempengaruhi ketersediaan air, terutama bagi para petani. "Diperkirakan 50 juta petani akan menghadapi kekurangan air. Kekurangan air ini akan berujung pada masalah kekeringan yang serius," tandasnya dengan tegas.
Jokowi menekankan bahwa perubahan iklim dan kondisi panas ekstrem tidak boleh dianggap enteng, dan tindakan preventif harus segera diambil untuk mengatasinya. Penanganan serius terhadap perubahan iklim menjadi sebuah keharusan agar bencana kelaparan dan kekeringan dapat dihindari. "Kita tidak boleh mengabaikan peringatan ini. Tindakan konkret harus segera diambil untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim," pungkas Jokowi.