Kejadian ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Bantul dan segera menyebar ke media sosial. Banyak komentar muncul, baik yang mendukung keputusan jemaah untuk membubarkan salat Id maupun yang mengkritik sikap imam yang dinilai mengarahkan ibadah ke arah politis. Luapan reaksi masyarakat pun menjadi viral dan menjadi perhatian publik luas, terutama di kalangan masyarakat yang peduli akan pentingnya menjaga pemisahan antara urusan agama dan politik.
Pendapat-pendapat dari tokoh agama, tokoh masyarakat, dan politisi pun bermunculan terkait kejadian ini. Sebagian mendukung langkah jemaah untuk membubarkan salat Id sebagai bentuk protes terhadap penyalahgunaan mimbar oleh pihak tertentu untuk kepentingan politik, sedangkan yang lain menilai bahwa keputusan ini seharusnya tidak diambil di tengah-tengah proses ibadah yang seharusnya penuh kedamaian dan kebersamaan.
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keberanian agama sebagai tempat ibadah yang seharusnya bebas dari intervensi politik. Agama seharusnya menjadi sarana untuk mencari kedamaian, bukan untuk disalahgunakan demi kepentingan politik tertentu. Ketika pesan politik diselipkan dalam khotbah agama, dapat menimbulkan perpecahan dan ketidaknyamanan di kalangan umat.