Kenaikan harga BBM ini juga memberikan refleksi terhadap kemampuan daya beli masyarakat dan stabilitas APBN. Selain itu, aspek penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan antara kebutuhan energi masyarakat dengan keberlanjutan korporasi yang ditugaskan dalam penyaluran BBM. Sebagai contoh, kemampuan APBN untuk memberikan subsidi bagi harga BBM khususnya solar juga harus dipertimbangkan dengan cermat. Terlebih lagi, harga keekonomian solar yang mencapai Rp 12.100 per liter, sementara harga jual eceran hanya Rp 6.800 per liter, menjadi salah satu pertimbangan penting dalam menentukan subsidi yang diberikan.
Menurut Arifin, minyak solar masih banyak dipergunakan untuk transportasi darat, transportasi laut, kereta api, usaha perikanan, usaha pertanian, usaha mikro, dan pelayanan umum. Oleh karena itu, menjaga harga jual eceran minyak solar menjadi hal yang penting dalam mendukung keberlangsungan berbagai sektor tersebut.
Kenaikan harga BBM, termasuk Pertalite dan Solar, menjadi isu yang patut diperhatikan oleh masyarakat. Diperlukan kebijakan yang bijaksana dalam menentukan harga jual eceran BBM agar tidak memberikan beban yang berlebihan bagi masyarakat, namun tetap menjaga keberlangsungan korporasi yang ditugaskan dalam penyaluran BBM.