Setelah tiga fasilitas nuklir Iran diserang oleh Amerika Serikat, situasi geopolitik di kawasan Timur Tengah semakin memanas. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, tidak tinggal diam. Ia buka suara terkait kondisi terkini, menegaskan bahwa membicarakan soal diplomasi sekarang sudah nggak relevan lagi. Mengingat bahwa situasi saat ini sangat berbeda dibanding ketika perjanjian nuklir Iran dijalin.
Araqchi mencerminkan sentimen marah yang dirasakan oleh banyak warga Iran dan pejabat tinggi negara. Dia menganggap bahwa tindakan AS yaitu serangan terhadap fasilitas nuklir telah menjadi bukti jelas bahwa diplomasi yang semula diharapkan bisa memperbaiki hubungan internasional Iran dengan negara-negara besar kini telah runtuh. Dengan lantang, Araqchi menyatakan bahwa AS telah mengkhianati Iran dengan menyalahgunakan komitmen yang seharusnya dijaga dalam jalur diplomatik.
Sejak keluarnya AS dari perjanjian nuklir pada 2018, Iran merasakan dampak langsung dari sanksi ekonomi yang ketat. Sekarang, setelah serangan militer yang langsung menargetkan infrastruktur nuklir, rakyat Iran semakin skeptis terhadap upaya diplomasi yang pernah mereka lakukan. Harapan yang dibangun selama bertahun-tahun untuk mencapai kesepakatan damai kini seolah sirna.