Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia masih cukup tinggi. Banyak kasus dilaporkan setiap tahun, namun masih banyak yang tidak terungkap karena adanya faktor-faktor seperti penutupan dari keluarga, kurangnya dukungan masyarakat, dan stigma terkait pengaduan kekerasan dalam rumah tangga.
Kasus ini juga mengingatkan kita untuk tidak mengabaikan pentingnya peran lembaga perlindungan anak dan perempuan dalam mencegah tindakan kekerasan. Peningkatan kesadaran dan dukungan dari masyarakat, termasuk pendidikan dan pelatihan tentang kekerasan dalam rumah tangga, dapat membantu mengurangi insiden-insiden tragis yang melibatkan kekerasan dalam rumah tangga.
Para pihak terkait, termasuk lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat secara keseluruhan, perlu bekerja sama dalam memperkuat sistem pendidikan, advokasi, dan bantuan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan juga penting untuk memberikan sinyal jelas bahwa tindakan kekerasan tidak dapat diterima dalam masyarakat.
Peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental juga menjadi salah satu kunci dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga. Pendidikan dan akses terhadap layanan kesehatan mental perlu ditingkatkan, sehingga orang tua yang mengalami tekanan atau masalah emosional dapat mendapatkan bantuan yang tepat sebelum tindakan kekerasan terjadi.