Tampang

Gaya Komunikasi Publik Prabowo: Antara Ketegasan dan Tantangan Demokrasi Digital

10 Apr 2025 20:02 wib. 51
0 0
Presiden Prabowo Subianto melakukan wawancara terbatas dengan 7 Pemimpin Redaksi media di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/4/2025). (Dok. Tim Media Presiden Prabowo Subianto)
Sumber foto: Google

Wawancara Eksklusif: Transparansi atau Justru Tantangan Baru?

Pada Minggu (6/4), Prabowo menjalani sesi wawancara eksklusif selama tiga jam dengan tujuh jurnalis senior. Dalam kesempatan itu, ia menjawab pertanyaan kritis terkait isu sosial, ekonomi, hingga situasi politik terkini, termasuk soal demonstrasi sipil terhadap putusan Mahkamah Konstitusi dan RUU TNI. Prabowo menunjukkan keterbukaan terhadap pers dan kesiapan untuk menghadapi pertanyaan tajam—sebuah sinyal positif dalam konteks demokrasi.

Pers dan Demokrasi: Menjaga Keseimbangan Wacana Publik

Sebagaimana dijelaskan oleh James Curran dalam buku Media and Democracy, demokratisasi pers tidak sekadar soal kebebasan media menulis atau menyampaikan informasi, tetapi juga memastikan keberagaman perspektif tanpa dominasi satu narasi tunggal. Dalam konteks wawancara Prabowo, keterbukaan terhadap kritik perlu diapresiasi. Namun, cara penyampaian yang masih terbawa gaya militeristik justru berpotensi menghambat pesan substantif yang ingin ia sampaikan.

Masyarakat Digital Tak Lagi Pasif

Di era masyarakat jaringan, gaya komunikasi pemimpin diuji bukan hanya oleh media arus utama, tetapi juga oleh opini publik yang terbentuk melalui media sosial. Diskursus di ruang digital menuntut pemimpin untuk tidak hanya tegas, tetapi juga komunikatif, empatik, dan adaptif. Setiap pernyataan mudah dipotong, disalahpahami, dan disebarluaskan dengan kecepatan luar biasa.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?