Tampang.com | Di tengah gegap gempita pembangunan proyek-proyek raksasa yang menghiasi ruang-ruang publik, narasi tentang kemajuan ekonomi kerap disuarakan dengan lantang oleh berbagai pihak. Namun di balik deretan infrastruktur megah dan angka-angka pertumbuhan yang impresif, realita di lapangan masih menunjukkan luka lama yang belum sembuh: kemiskinan ekstrem yang mencengkeram jutaan warga.
Angka Miskin Ekstrem Tak Kunjung Turun, Pemerintah Dikejar Target
Pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem bisa ditekan hingga nol persen dalam beberapa tahun ke depan. Namun, realitasnya jauh dari target tersebut. Ribuan kepala keluarga di berbagai pelosok negeri masih hidup tanpa akses listrik layak, sanitasi memadai, apalagi pendidikan dan kesehatan yang berkualitas.
“Rumah kami sering banjir, air bersih pun susah. Kadang kami cuma makan satu kali sehari,” kata Riska, seorang ibu muda dari wilayah pesisir Jawa Tengah yang hingga kini belum tersentuh program bantuan apapun.
Data terkini menunjukkan bahwa kantong-kantong kemiskinan ekstrem masih banyak tersebar di kawasan timur Indonesia, serta daerah-daerah padat penduduk di Jawa dan Sumatera. Ironisnya, sebagian dari wilayah itu justru berdekatan dengan proyek strategis nasional.
Ketimpangan Kian Terang, Rakyat Kecil Terdesak