Meteor ini dinamakan Bootid karena titik radiasi, atau tempat di langit yang tampaknya menjadi asal meteor, terletak di konstelasi Boötes. Dengan nama lain June Bootid, fenomena ini bertepatan dengan bulan Juni dan menarik perhatian para pengamat langit.
Waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor Bootid di Indonesia adalah setelah senja hingga menjelang subuh, khususnya antara pukul 22.00 hingga 03.00 WIB, saat titik radian mencapai posisi tertingginya. Menurut Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, ia mengisyaratkan bahwa malam 26-27 Juni adalah waktu puncak untuk pengamatan.
Menariknya, kondisi langit pada malam 27 Juni diprediksi mendukung pengamatan hujan meteor ini, karena Bulan berada dekat pada fase bulan baru. Hal ini akan menciptakan langit yang gelap dan jelas, tanpa gangguan cahaya Bulan, sehingga memudahkan pengamat untuk melihat jejak cahaya meteor yang melintas.
Namun, penting untuk diperhatikan bahwa hujan meteor Bootid tergolong dalam kategori variabel kelas III. Ini berarti intensitas kehadirannya dapat bervariasi setiap tahun, dan meskipun terdapat kemungkinan untuk melihat aktivitas kuat, biasanya hanya ada satu atau dua meteor yang tampak setiap malam. Jika dibandingkan dengan hujan meteor yang lebih besar seperti Perseids atau Geminids, yang dapat menghasilkan lebih dari seratus meteor per jam saat puncaknya, Bootid memang lebih bersifat modis.