Khususnya, Dedi mengaitkan pembangunan wisata ini dengan insiden bencana banjir bandang yang melanda Puncak Bogor beberapa waktu yang lalu. "Wilayah ini memiliki kemiringan yang cukup tinggi dan terdapat sungai di bawahnya, sehingga air akan mengalir ke pemukiman. Oleh karena itu, kami menilai bahwa bencana banjir di kampung ini disebabkan oleh keberadaan Hibisc Fantasy," jelas Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menyoroti sejumlah pelanggaran yang terjadi, termasuk pembangunan yang melebihi batas yang diizinkan serta kesalahan dalam izin lokasi. Menurutnya, tindakan ini sangat tidak dapat dibenarkan karena dapat berpotensi menimbulkan bencana di masa mendatang.
Setelah penandaan dilakukan, Gubernur Dedi Mulyadi memastikan bahwa lokasi wisata yang dikelola oleh PT Jasa dan Kepariwisataan atau Jaswita itu akan segera dibongkar. Berdasarkan informasi yang didapat, pemprov dan pemkab juga memperkerjakan alat berat untuk mempercepat proses pembongkaran.