Tampang

Bupati Halmahera Utara Bubarkan Massa Mahasiswa dengan Sebilah Parang

4 Jun 2024 14:58 wib. 42
0 0
Bupati Halmahera Utara Bubarkan Massa Mahasiswa dengan Sebilah Parang
Sumber foto: google

Viral di media sosiaal Bupati Halmahera Utara, Frans Manery membubarkan para pendemo menggunakan sebilah parang saat sekelompok mahasiswa dan pemuda itu menggelar unjuk rasa di Tobelo, ibu kota kabupaten setempat. Insiden ini telah menimbulkan kehebohan di berbagai kalangan dan mendapat sorotan tajam dari masyarakat maupun pihak berwenang. Kejadian ini menimbulkan polemik mengenai tindakan aparat pemerintah setempat dalam menangani protes mahasiswa. Inilah peristiwa yang mengguncang Halmahera Utara dan menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak.

Namun, Bupati Halut Frans Manery menyatakan, sebelum mengejar massa dengan sebilah parang, ia telah menegur massa aksi untuk kembali pulang namun massa justru tidak mengindahkan permintaan itu dan kembali orasi di agenda pleno KPU tersebut. Tindakan represif tersebut bahkan dilakukan dengan menggunakan sebilah parang, yang seharusnya tidak pernah menjadi pilihan dalam menangani demonstrasi yang sejatinya harus diatasi dengan dialog dan pendekatan secara damai.

Menurut Frans, tindakan yang dilakukan olehnya dilaksanakan bukan sebagai kepala daerah karena dia berdalih tidak memakai atribut.“Sekali lagi, saya katakan, tindakan saya tadi itu bukan atas nama bupati, tapi atas nama pribadi,” katanya. Namun, tindakan bupati yang membubarkan massa dengan sebilah parang justru menimbulkan kekhawatiran akan penyalahgunaan kekuasaan dan kekerasan oleh pihak berwenang. Sikap represif tersebut juga telah menimbulkan kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk dari LSM dan organisasi mahasiswa.

Reaksi mengecam juga datang dari level nasional, di mana kejadian ini telah menjadi sorotan di media massa dan mendapat perhatian dari pihak otoritas pusat. Kondisi ini semakin memperbesar dampak negatif dari tindakan represif yang dilakukan oleh bupati beserta aparatnya. Banyak pihak mengecam tindakan tersebut dan mendesak untuk dilakukan investigasi lebih lanjut terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia yang diduga dilakukan selama insiden tersebut.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%