Para pemimpin Eropa dan Ukraina sebelumnya telah berharap pada China untuk menggunakan hubungannya dengan Rusia guna mendorong perdamaian dengan syarat-syarat yang dapat diterima Kyiv, yang dengan tegas menyerukan penarikan pasukan Rusia dan kembali ke perbatasan yang diakui secara internasional. Namun para pejabat China tidak memberikan indikasi akan melakukan hal itu dan malah mendorong upaya perdamaian dengan mempertimbangkan masalah keamanan "semua negara".
Kunjungan Kuleba terjadi saat Beijing mendapat tekanan yang meningkat dari negara-negara Barat atas hubungannya dengan Rusia dan tuduhan bahwa Beijing membantu upaya perang Moskwa dengan menyediakan barang-barang yang dapat digunakan untuk tujuan sipil dan militer. Beijing menyangkal tuduhan tersebut dan mengatakan Barat justru memicu konflik dengan memasok senjata untuk Ukraina.
Retorika Barat juga semakin keras. Para pemimpin NATO awal bulan ini mengatakan bahwa Beijing "dengan jelas" mendukung perang Rusia melalui dukungan terhadap basis industri pertahanan Rusia. Zelensky bulan lalu menuduh China memperpanjang perang yang menghancurkan negaranya. Pernyataan Zelensky itu merujuk ke sejumlah kebijakan China yang menguntungkan Rusia.
Kuleba tiba di kota Guangzhou di China selatan pada Selasa. Dia mengatakan, akan ada perundingan yang "ekstensif, rinci, substantif" yang berfokus pada satu isu, yaitu perdamaian di Ukraina. "Kami akan berbicara, akan mencari titik temu. Kita perlu menghindari persaingan antara sejumlah rencana perdamaian," katanya dalam postingan video di media sosial. Ia merujuk pada perbedaan yang besar antara usulan "penyelesaian politik" versi Beijing untuk perang itu dengan formula perdamaian versi Ukraina sendiri.
Pernyataan resmi Beijing dan Kyiv setelah pembicaraan Wang-Kuleba pada Rabu tidak memberikan indikasi bahwa Menlu Ukraina itu telah meyakinkan Beijing untuk mendukung visi perdamaian Kyiv. Sebaliknya, Wang kembali menekankan pernyataan Beijing sebelumnya dan seruannya untuk "penyelesaian politik".
Kuleba, pada gilirannya, menegaskan kembali posisi negaranya yang siap melakukan perundingan damai "ketika Rusia siap bernegosiasi dengan itikad baik". Namun dia menekankan, Kyiv tidak melihat kesiapan seperti itu dari pihak Moskwa.
Sejumlah pengamat mengatakan, pada suatu saat Beijing dapat memainkan peran dalam perundingan di masa depan, tetapi kemungkinan besar tidak akan mengubah hubungannya dengan Rusia.