Direktur Utama PT KPI, Taufik Adityawarman, menjelaskan bahwa operasional CDU IV telah kembali dilakukan sejak Minggu (28/7/2024) dengan kapasitas 160.000 barel per hari (barrel oil per day/BOPD). Namun, untuk mencapai target kapasitas 300.000 BOPD, perlu mendukung dari unit lainnya, seperti Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) yang masih dalam tahap pembangunan.
Menurut Menteri ESDM saat itu, Arifin Tasrif, proyek RDMP Balikpapan telah mencapai kemajuan lebih dari 91% dan ditargetkan akan selesai pada bulan September 2025. Namun, berbagai tantangan seperti pandemi Covid-19 dan krisis geopolitik telah menghambat kelancaran pelaksanaan proyek tersebut.
Disamping itu, terdapat sejumlah hal yang masih harus diselesaikan antara pemilik proyek, PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan kontraktor terkait proyek tersebut.
Berdasarkan pernyataan Menteri Bahlil, kecurigaannya terhadap kebakaran kilang Balikpapan memberikan cakupan yang luas dan mendalam mengenai kondisi proyek RDMP serta dampaknya terhadap produksi minyak nasional. Kritik yang ditujukan ke Pertamina Induk memiliki respon yang potensial dengan hasil kebakaran ini sebagai titik fokus.
Secara konsep, proyek RDMP Kilang Balikpapan adalah proyek strategis nasional (PSN) yang di dalamnya juga melibatkan investasi besar dari pihak swasta. Namun, kebakaran yang terjadi memberikan dampak negative dalam pelaksanaan proyek tersebut dan menekankan pentingnya pengawasan serta pengelolaan proyek secara hati-hati agar tidak terjadi kerugian besar dan dampak yang merugikan bagi negara.