Tampang.com | Di tengah deretan apartemen dan gedung pencakar langit, warga Jakarta, Bekasi, hingga Surabaya masih harus membeli air bersih galonan untuk mandi dan mencuci. Ironi ini memperjelas satu fakta: krisis air bersih di kawasan urban bukan lagi potensi ancaman, tapi kenyataan yang makin mengkhawatirkan.
Pasokan Tak Sebanding dengan Jumlah Penduduk
Menurut data Kementerian PUPR 2025, hanya 23% warga perkotaan yang terlayani oleh sistem PDAM secara lancar. Sisanya bergantung pada sumur bor, air isi ulang, atau bahkan air permukaan yang tak layak pakai. Ini terjadi karena urbanisasi cepat tidak dibarengi dengan infrastruktur air bersih yang memadai.
“Setiap minggu kami beli air tangki karena air sumur makin keruh dan asin,” ujar Suryani, warga utara Jakarta.