Danrem menegaskan bahwa penugasan di Papua bukanlah tugas rutin, melainkan sebuah misi yang membutuhkan kesiapsiagaan total, kedisiplinan tinggi, dan keberanian luar biasa. Pasalnya, medan operasi di wilayah perbatasan tersebut penuh risiko dan membutuhkan ketangguhan baik fisik maupun mental. Selain menghadapi kondisi geografis yang sulit, para prajurit juga dihadapkan dengan dinamika sosial serta ancaman nyata dari kelompok bersenjata.
Lebih lanjut, Brigjen TNI Hardo Sihotang menyoroti peran penting pasukan Yonif 715 selama penugasan di Papua. Mereka dinilai tidak hanya menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tetapi juga memberikan rasa aman bagi masyarakat perbatasan. Selain itu, para prajurit turut andil dalam operasi penegakan hukum terhadap kelompok kriminal bersenjata dan membantu pencarian terhadap individu yang masuk dalam daftar buronan.