enjata nuklir merupakan salah satu penemuan yang paling menakutkan dalam sejarah peradaban manusia. Terdapat banyak jenis senjata pemusnah massal, namun dua yang paling sering dibicarakan dan memiliki dampak mendalam dalam sejarah adalah bom atom dan bom hidrogen. Meskipun kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian, dalam kenyataannya, bom atom dan bom hidrogen memiliki cara kerja, tingkat kekuatan, serta dampak yang sangat berbeda.
Bom atom pertama kali digunakan selama Perang Dunia II ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom yang dikenal dengan nama Little Boy dan Fat Man di dua kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, pada tahun 1945. Hasil dari serangan ini menimbulkan kematian ratusan ribu orang, baik yang tewas secara instan maupun yang menderita akibat radiasi dalam waktu lama setelahnya. Peristiwa ini tidak hanya menjadi sebuah tragedi monumental, tetapi juga menandai kekuatan mematikan dari senjata nuklir.
Setelah kejadian tersebut, para ilmuwan kemudian berhasil mengembangkan bom hidrogen, sebuah senjata yang jauh lebih kuat dan canggih dibandingkan dengan bom atom. Bom hidrogen mampu menghasilkan daya ledak yang berlipat ganda, bahkan ribuan kali lipat, dibandingkan bom atom biasa. Kokoh dalam pengujian dan pengembangan, bom hidrogen memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari bom atom, dan inilah yang akan kita bahas lebih lanjut.
1. Proses Energi: Fisi vs. Fusi
Perbedaan paling mendasar antara bom atom dan bom hidrogen terletak pada metode produksi energi di dalamnya. Bom atom beroperasi melalui reaksi fisi, yakni pemecahan inti atom berat, seperti uranium-235 dan plutonium-239. Jika inti atom ini dipecah, mereka melepaskan energi luar biasa dalam waktu sangat cepat, menciptakan ledakan besar. Selain itu, reaksi fisi ini juga menghasilkan neutron yang dapat memecah inti atom lain di sekitarnya, menciptakan reaksi berantai yang mengerikan.