Konflik antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Nahdlatul Ulama (NU) telah menjadi topik yang menarik perhatian publik Indonesia selama bertahun-tahun. Keterkaitan historis antara kedua entitas ini menciptakan dinamika politik dan sosial yang kompleks, penuh dengan persaingan dan kontroversi. Artikel ini akan membahas sejarah persaingan antara PKB dan NU, serta beberapa kontroversi yang telah mempengaruhi hubungan mereka.
Sejarah Awal: Kelahiran PKB dan NU
Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1926. NU berfokus pada pengembangan pendidikan Islam, sosial, dan budaya di kalangan umat Islam di Indonesia. Pada tahun 1998, ketika Indonesia mengalami perubahan besar-besaran akibat reformasi, muncul kebutuhan baru dalam politik nasional.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didirikan pada tahun 1998 oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang juga merupakan mantan ketua umum NU. PKB awalnya dibentuk sebagai kendaraan politik untuk mewakili suara dan aspirasi warga NU di ranah politik. Dengan dukungan kuat dari NU, PKB berhasil meraih sukses besar dalam pemilihan umum pertama setelah reformasi, termasuk memenangkan kursi di DPR dan mengangkat Gus Dur sebagai Presiden Indonesia pada tahun 1999.
Persaingan dan Kontroversi
Seiring berjalannya waktu, hubungan antara PKB dan NU tidak selalu harmonis. Beberapa peristiwa penting yang menandai persaingan dan kontroversi antara keduanya meliputi: