“Pemerintah harusnya kasih pembinaan, bukan langsung jerat pajak. Kami ini bukan pengemplang, hanya belum paham caranya,” ujar Retno, pelaku UMKM fesyen dari Yogyakarta.
Program bantuan modal dari pemerintah pun dinilai belum merata dan cenderung sulit diakses. Bunga pinjaman dari lembaga keuangan resmi masih terasa mencekik, apalagi untuk usaha skala mikro yang tidak punya agunan.
Dampak Ekonomi Rakyat Bisa Berantai
Kondisi ini bukan hanya mengancam pelaku UMKM, tapi juga berdampak langsung ke masyarakat. UMKM yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar kini tak mampu mempertahankan karyawannya. Pengangguran meningkat, daya beli masyarakat pun kian melemah.
“Ini seperti efek domino. UMKM tutup, pekerja kehilangan penghasilan, lalu konsumsi rumah tangga menurun. Itu berarti ekonomi rakyat sedang diserang dari semua sisi,” terang ekonom Seno Wicaksono.
Pemerintah Didorong Berikan Perlindungan Nyata, Bukan Hanya Wacana
Seruan agar pemerintah segera turun tangan kembali bergema dari berbagai asosiasi pelaku usaha. Banyak pihak menilai, alih-alih mengumbar jargon ‘UMKM adalah tulang punggung ekonomi’, seharusnya negara memberi perlindungan konkret dan akses permodalan yang realistis serta pendampingan bisnis jangka panjang.