Penelitian yang dipimpin oleh ahli neuroekologi Jeffrey Riffell dari Universitas Washington telah menguji antara 2.700 sampai 3.000 nyamuk.
"Semua nyamuk telah berevolusi untuk mengidentifikasi dan menggigit kita. Nyamuk sangat sensitif terhadap suhu, keringat, bau tubuh, dan karbon dioksida yang keluar dari napas manusia. Seluruh sistem sensorik nyamuk seperti sudah dirancang untuk bisa menemukan manusia," ujar Riffell seperti dilansir dari Populer Science.
Riffel menuturkan, meski nyamuk bisa menggigit anjing atau sapi, tapi mereka akan lebih tertarik untuk menggigit manusia jika ada kesempatan.