Tampang.com | AT&T Inc dan Verizon Communications Inc mengakui bahwa mereka telah terkena dampak operasi peretasan Salt Typhoon yang terkait dengan China, namun keduanya mengklaim bahwa jaringan mereka tetap aman dari gangguan tersebut.
Para hacker telah mencoba untuk mendapatkan informasi terkait intelijen asing, ungkap AT&T yang berbasis di Dallas, Amerika Serikat (AS), dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu.
Verizon, yang berkantor pusat di New York City (AS), juga menyatakan bahwa "sejumlah kecil pelanggan penting di pemerintahan dan politik" menjadi target dari operasi peretasan tersebut.
Chief Legal Officer Verizon, Vandana Venkatesh, mengatakan bahwa perusahaan keamanan siber independen telah mengkonfirmasi penahanan ancaman itu. Verizon juga menyatakan bahwa mereka telah bekerja sama dengan pihak berwenang dan memberi tahu pihak-pihak yang mungkin informasinya telah disusupi.
Secara terpisah, AT&T menyatakan bahwa mereka tidak mendeteksi adanya aktivitas oleh aktor ancaman negara di jaringan mereka saat ini, sambil menambahkan bahwa Republik Rakyat China menargetkan sejumlah kecil individu yang memiliki kepentingan intelijen asing.
Menurut laporan Wall Street Journal pada bulan Oktober, operator telekomunikasi termasuk AT&T dan Verizon telah terkena gangguan jaringan Salt Typhoon. Dilaporkan bahwa para peretas berpotensi dapat mengakses sistem yang digunakan pemerintah federal untuk permintaan penyadapan jaringan yang disahkan oleh pengadilan.