Korea Selatan, negeri yang terkenal dengan kemajuan teknologinya, kini menghadapi realitas kelam di tengah-tengah kegemilangannya. Di balik kilau kota Seoul yang modern, terdapat tempat-tempat kumuh yang menjadi sisi gelap dari negara ini. Tempat-tempat ini menjadi landskap sosial yang menyajikan tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat di Korea Selatan.
Sebagian besar dari kita mungkin akrab dengan citra Korea Selatan sebagai negara maju dengan teknologi canggih, industri hiburan yang berkembang, dan tren mode yang terkini. Namun, di tengah kota Seoul, terdapat lapisan masyarakat yang mengalami kesulitan hidup dan terpinggirkan di tempat-tempat kumuh. Tempat-tempat kumuh di Korea Selatan tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi orang-orang yang kurang mampu, tetapi juga menjadi cermin dari kesenjangan sosial yang ada di negara yang maju secara ekonomi.
Salah satu tempat kumuh yang menjadi sorotan di Seoul adalah "Guryong Village". Terletak di distrik Gangnam yang terkenal dengan kemegahannya, Guryong Village menonjol sebagai lingkungan kumuh yang bertentangan dengan citra glamor Gangnam. Rumah-rumah sederhana yang didirikan secara ilegal, jalan-jalan sempit yang penuh dengan sampah, dan kondisi sanitasi yang buruk menjadi ciri khas dari tempat ini. Guryong Village menjadi sebuah bukti nyata dari adanya perbedaan yang mencolok antara kehidupan di kota Seoul.