“Vietnam memang sedang mengejar, tapi untuk menggantikan posisi China, mereka masih butuh waktu,” kata Carlo.
Panggung Negosiasi Masih Panas
Putaran ketiga negosiasi tarif antara Vietnam dan AS telah berlangsung di Washington pekan lalu. Meski ada kemajuan, sejumlah isu penting masih belum terselesaikan. Pertemuan tingkat tinggi antara Kepala Partai Komunis Vietnam, To Lam, dan Presiden Trump juga dijadwalkan berlangsung akhir Juni 2025. Meski belum ada tanggal pasti, pertemuan ini dipandang sebagai momen krusial dalam menentukan nasib hubungan dagang kedua negara.
Sementara itu, baik Gedung Putih maupun Kementerian Luar Negeri Vietnam belum memberikan tanggapan resmi terhadap isu-isu tersebut. Begitu pula dengan raksasa teknologi seperti Apple, Samsung, Meta, dan Google yang enggan berkomentar.
Kesimpulan: Vietnam di Persimpangan Global
Negosiasi tarif ini bukan hanya soal angka. Ini adalah tentang perebutan kendali atas masa depan teknologi dunia, dengan Vietnam sebagai medan tempur tak langsung antara dua kekuatan besar: AS dan China.
Di tengah pusaran tekanan, Vietnam harus mengambil keputusan besar: mengambil risiko besar demi masa depan yang lebih mandiri, atau tetap bergantung pada sistem yang sudah mapan meski berisiko kehilangan pasar utama.
Apa pun hasil akhirnya, tekanan dari AS menunjukkan bahwa perubahan besar dalam rantai pasokan global sedang terjadi—dan negara-negara seperti Vietnam berada di tengah panggung permainan geopolitik yang kompleks.