Keputusan ini berasal dari hasil referendum pada Maret 2021, yang merupakan hasil dari inisiatif rakyat bernama 'Ya untuk larangan penutup wajah'. Usulan tersebut disetujui oleh 51,2% pemilih Swiss dan kemudian diresmikan oleh parlemen pada September 2023. Partai Rakyat Swiss sayap kanan, yang merupakan partai terbesar di parlemen saat itu, merupakan pendukung utama dari inisiatif ini.
Meskipun disetujui secara mayoritas oleh warga, kebijakan tersebut mendapat kecaman dari beberapa pihak, termasuk dari pemerintah Swiss yang menganggapnya sebagai tindakan berlebihan yang berpotensi merugikan sektor pariwisata. Sebagian besar wanita Muslim yang menggunakan cadar di Swiss diperkirakan berasal dari negara-negara Teluk Persia, demikian dilaporkan oleh AP.
Larangan ini juga menimbulkan protes dari asosiasi Muslim di Swiss. Data dari Kantor Statistik Federal (FSO) Swiss menunjukkan bahwa dari populasi warga tetap berusia 15 tahun ke atas yang berjumlah sekitar 7,5 juta orang, sekitar 5,7% di antaranya menganut agama Islam.