Hanya sekitar lusin staf Muslim dan dokter yang kembali dari Gaza yang diharapkan ikut dalam acara tersebut, yang biasanya dihadiri oleh ratusan peserta dan pemimpin komunitas Muslim, menurut laporan media.
Tindakan boikot dan protes dari sejumlah kelompok Muslim terhadap iftar yang diadakan di Gedung Putih menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan AS terhadap konflik Israel-Palestina. Hal ini menandakan keinginan mereka untuk menunjukkan solidaritas dan mendesak pemerintah AS untuk mengubah kebijakannya terhadap konflik tersebut.
Peristiwa ini juga menggambarkan betapa pentingnya peran masyarakat sipil dalam mengawasi kebijakan luar negeri pemerintah mereka, sekaligus menyoroti kompleksitas hubungan antara AS, Israel, dan Palestina.
Melalui aksi boikot dan protes ini, kelompok-kelompok Muslim berusaha untuk meningkatkan kesadaran global tentang perlunya perdamaian dan keadilan di Timur Tengah, serta untuk membujuk pemerintah AS agar mengambil sikap yang lebih adil dalam menyelesaikan konflik di wilayah tersebut.