HTS telah menunjuk pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Mohammed al-Bashir, mantan kepala pemerintahan pemberontak di barat laut, hingga Maret 2025. Ini menunjukkan niat pemberontak untuk melakukan transisi pemerintahan yang stabil dan terencana setelah kejatuhan rezim Assad.
Bashir memimpin pertemuan di Damaskus pada Selasa, (10/12/2024) yang dihadiri oleh anggota pemerintahan barunya dan anggota kabinet Assad sebelumnya untuk membahas pengalihan portofolio dan lembaga. Ini menunjukkan upaya pengaturan administrasi yang transparan dan inklusif di Suriah pasca kejatuhan rezim yang lama berkuasa.
Ia mengatakan sudah waktunya bagi orang-orang untuk "menikmati stabilitas dan ketenangan" setelah berakhirnya rezim Assad. Hal ini menunjukkan janji dari pihak pemberontak untuk membawa perdamaian dan stabilitas bagi rakyat Suriah.
Pemberontak Suriah telah mengambil langkah besar dengan menghancurkan makam mendiang presiden Hafez al-Assad, namun tantangan terbesar bagi mereka adalah membangun masa depan yang stabil dan inklusif bagi Suriah setelah kejatuhan rezim panjang yang telah berkuasa.