Prinsip pertama dalam menggelar acara kolaborasi itu sederhana saja. Yakni adil. Karena itu, LPMK sebagai penengah pun harus berpikir keras. Selain menggunakan dua pembawa acara, penampilan pembuka harus adil. Muhammadiyah menyajikan penampilan band dan pencak silat. Sedangkan NU dua kali tampil dengan seni hadrah al banjari.
”Supaya juga tidak ada yang sensi, yang ceramah setelah acara itu dari TNI. Ustad Kapten Cpm M. Ali Imron,” ungkap Ketua LPMK Kalijudan Mudi Basuki.
Muji mengatakan, pentingnya umat beragama untuk rukun dan bersatu tak bisa dimungkiri. Sebab, umat yang punya hubungan erat pasti lebih tahan terhadap serangan dari luar. Mulai serangan paham berbahaya sampai pengedar narkoba.
”NU punya Islam Nusantara. Muhammadiyah punya Islam berkemajuan. Kalau digabung, Islam Nusantara yang berkemajuan,” imbuh Djadi.
Tak mau kerukunan menurun, mereka sampai menandatangani nota kesepahaman. Isinya adalah komitmen untuk terus melakukan musyawarah apabila menjumpai permasalahan. Dengan begitu, meski pengurus berganti, kerukunan bisa terus terjalin.